Selamat Datang Di Blog Aku....hahaha

hehehe...selamat datang yah di blog aku...semoga postingan-postingan yang ada di blog ini bisa mermanfaat bagi kamu...hehehe...jgn lupa comment...

Selasa, 28 September 2010

Pandangan Pertama

Pandangan Pertama

Ciptaan:gue sendiri

Namaku Muhammad Amirudin,teman-temanku biasa memanggilku Amir.Aku sekarang kelas 1 SMA di SMA N 2 Mojokerto.Aku mempunyai dua sahabat,mereka adalah Iqbal dan Adit.Mereka adalah sahabatku yang paling ku sayangi.Aku selalu bercanda ria bersama mereka di sekolah.Aku sangat senang sekaligus berterimakasih pada mereka yang telah menganggapku sahabat,sehingga aku merasa tidak menjadi orang yang tidak dianggap disana karena aku pendiam.Sungguh aku benci sifatku yang satu ini.Karena aku pendiam jadi Cuma sedikit orang yang mau berteman denganku.Aku ingin berubah tapi tak bias dan sepertinya sulit.Namun ku sudah sangat bersyukur ada mereka yang mau menjadi temanku.

Sampai pada suatu hari,ada satu siswi baru masuk ke sekolahku.Dia masuk ke kelasku pada saat istirahat.Waktu itu aku sedang makan bersama kedua sahabatku.

Ibu Guru : “Nah,anak-anak..ini ada siswi baru pindahan dari Aceh.Nak…silahkan perkenalkan diri di depan kelas.”

Anak itu : “Hai,namaku Mutia Rizka Lestari.Orang-orang biasa memanggilku Mutia.Aku pindahan dari SMA N 1 Banda Aceh.Aku pindah karena ayahku pindah tugas kesini,jadi aku pindah sekolah kesini.”

Aku hanya bisa memandang tanpa tanpa kata-kata saat melihat wajahnya yang begitu anggun.Jantungku berdebar-debar,sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama.Lalu ada salah satu teman cewek di kelasku,dia bertanya pada Mutia.

Lutvy : “Lho,memangya ayahmu kerja apa?”

Mutia : “Hm,ayahku TNI-AD..hehehe…”

Lutvy : “Owh,pantesan ya kamu pindah kesini.Bagaimana perjalananmu kesini?Kamu naik apa?”

Mutia : “Hahaha…aku naik pesawat.Perjalananku kesini yah..lumayan menyenangkan.”

Ibu Guru : “Sudah,nanti saja kalian lanjutkan pembicaraannya.Mutia, silakan kamu pilih mau duduk dimana.”

Mutia : “Iya bu guru.”

Lalu dia mulai memilih mau duduk dimana.Aku berharap dia duduk didekatku,dan ternyata keberuntungan masih berada di pihakku.Dia duduk di depan Lutvy,bersebelahan persis dengan bangkuku.Lalu semua anak di kelas kecuali aku berkumpul di bangku Mutia tuk berkenalan.Sebenarnya aku ingin ikut,tapi rasanya tubuhku ini susah untuk digerakkan.Tanganku menjadi dingin,jantungku masih berdebar-debar.Aku gugup sekali.Setelah dia sudah berekenalan dengan semua murid di kelasku dia pun kembali mengobrol dengan Lutvy.Aku hanya bisa memandangi wajahnya itu,sampai aku dikejutkan oleh Iqbal.

Iqbal : “Oy,gak kenalan? Tuh ada murid baru..”

Aku : “Mm…sebenarnya gue juga mau kenalan….tapi….”

Iqbal : “Tapi Kenapa?”

Aku : “Gue gugup banget,gue gak tau harus bilang apa ke dia.”

Iqbal : “Wah wah,Loe suka ya sama dia? Cieee Amir..”

Aku : “Ih,apaan sih loe!”

Iqbal : “Iya iya gua Cuma bercanda kok…hehehe…emang kenapa sih kok loe bisa gugup gitu?”

Aku : “Emm….sebenarnya…ah…jangan ngomong disini ah,gak enak gue.”(menarik tangan Iqbal keluar kelas)

Iqbal : “Iih,apaan sih? Kok gue dibawa ke luar kelas?”

Aku : “Gue malu,kalo dia tau gimana.”

Iqbal : “Owh,emang kenapa sih kok loe bisa gugup gitu?mana tangan loe dingin lagi”

Aku : “Emm….sebenernya….sebenernya gue suka sama dia.”

Iqbal : “Wew,hehehe…ternyata bener apa yang gue bilang tadi…ciee..Amir.”

Aku : “Ssstttt!! Diem kenapa sih! Gak bisa jaga rahasia ya!”

Iqbal : “Hehehe…iya iya maaf”

Aku : “Gue mau dapetin dia tapi gue gugup banget..”

Iqbal : “Ya insyaallah nanti gue bantuin loe…”

Aku : “Hahaha….ya udah yuk masuk ke kelas.”

Iqbal : “ Ya udah yuk…panas disini.”

Aku pun masuk ke kelas bersama Iqbal dan mengikuti kegiatan KBM seperti biasanya.Keesokan harinya aku semangat sekali ingin berangkat sekolah lebih pagi. “Aahh…segarnya pagi ini,berangkat pagi ah.Pengen cepat-cepat sampe ke sekolah terus ketemu dia…hehehe…ya Allah,seandainya dia tau perasaanku ke dia”. Aku pun bergegas mandi,pakai baju seragam,shalat subuh,sarapan lalu berangkat sekolah.

Ibu : “Hati-hati di jalan!”

Aku : “Iya bu,aku berangkat ya.Assalamu’alaikum!”

Ibu : “Wa’alaikum salam!”

Aku pun berangkat ke sekolah dengan semangat 45.Setelah sampai di sekolah aku pun langsung menuju ke kelas,namun kulihat belum ada siapa-siapa.Lalu aku duduk di depan kelas,menunggu kedatangannya.Setelah lama ku menunggu akhirnya dia datang.Jantungku kembali berdetak kencang,aku gugup lagi.Dalam hati aku ingin memberontak pada diriku sendiri. “Kenapa aku selalu gugup! Kalau begini terus aku gak bisa dapetin dia!”. Lalu aku memberanikan diri tuk menyapanya.

Aku : “Hai…anak baru…nama kamu siapa?Mm…aku lupa…hehehe”

Mutia : “Hehehe…namaku Mutia,kok kemarin kayaknya pernah lihat ya?”

Aku : “Mm…aku…aku teman di sebelah bangkumu.Salam kenal ya,aku Amir” (Bersalaman)

Mutia : “Tangan kamu dingin,kamu sakit?”

Aku : “Emm…enggak kok hehehe…aku nggak apa-apa kok.O iya,kamu tinggal dimana?”

Mutia : “Aku nggak tau dimana,tapi aku tau tempatnya.”

Aku : “Owh gitu ya hehehe,ya maklum lah,kamu orang baru disini…hehehe…”

Mutia : “Iya,hehehe…kamu juga tinggal dimana?”

Aku : “Aku tinggal di Miji Baru 3 depannya Taman Makam Pahlawan,hehehe…”

Mutia : “Wah,aku nggak tau itu dimana..hehehe…aku kan orang baru disini.”

Aku : “Lain kali aku tunjukin deh tempatnya dimana…hehehe…”

Mutia : “Oke deh hahaha…kamu menarik ya..”

Aku : “Ah,biasa aja ah.”

Mutia : “Hihihi…kamu cowok pertama disini yang akrab sama aku.”

Aku : “Lho,kukira kamu sudah akrab dengan Iqbal?”

Mutia : “Iqbal?enggak ah,aku baru kenalan aja sama dia…”

Aku : “Owh,aku kira sudah akrab…”

Tiba-tiba Lutvy datang dan menyapa Mutia.Mereka berdua langsung masuk ke kelas dan mengobrol.Aku merasa sangat senang sekali bisa ngomong-ngomong sama dia.Aku jadi senyum sendiri,rasa gugupku hilang.Aku jadi mulai terbiasa ngomong dengan dia.Waktu pun terus berjalan,aku dan dia menjadi semakin akrab.Lalu terlintas di pikiranku “Apakah dia sudah punya pacar?”pikirku.Ingin kutanyakan ke dia tapi perasaanku gak enak.Akhirnya aku mencoba tuk mengobrol dengan Lutvy apa saja yang dia tau tentang Mutia.Aku kaget ketika mengetahui Mutia sudah punya pacar.Aku hamper putus asa.Rasanya harapanku tuk mendapatkannya sudah tak mungkin lagi kuraih.Dia sudah jadi milik orang lain.Aku pasti berdosa jika mengambilnya dari orang itu.Ah,pikiranku kacau balau.Pelajaran pun tak bisa ku ikuti dengan baik.Aku hanya memikirkan “Apa benar dia sudah punya pacar?” pikirku.Kuberanikan diri tuk bertanya langsung ke Mutia saat jam istirahat.

Aku : “Hei,ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.”

Mutia : “Apa?”

Aku : “Mm..apa…kau sudah..punya pacar?”

Mutia : “Hm….sudah…hehehe….kamu?”

Aku : “Mm…aku…aku belum…hehehe….siapa pacarmu?”

Mutia : “Namanya Rudy,dia sekolah di SMA N 3 Palembang”

Aku : “Owh…”(menunduk kecewa)

Mutia : “Ada apa?”

Aku : “Hm?gak ada…hehehe.”

Mutia : “Ya,aku sudah 3 bulan jadian sama dia.Kami pacaran jarak jauh.Tapi komunikasiku dengan dia sekarang agak berkurang.Hubunganku dengannya mulai merenggang.”(sedih)

Aku : “Ya mungkin dia sedang sibuk jadinya gak bisa nemenin kamu.Kamu sabar ya…”

Mutia : “Hehehe…iya,mungkin begitu…”

Aku : “Ya sudah aku ke kantin dulu ya..”

Mutia : “Bye.”

Aku pun meninggalkan dia disana.Di dalam hatiku aku menangis.Cintaku bertepuk sebelah tangan.Aku pun memutuskan untuk pergi ke toilet.Tanpa sadar aku meneteskan air mata.Aku menangis,menangis karena cinta.Namun ku segera sadar “Aku tak boleh menangis hanya karena hal ini!”.Lalu kuputuskan untuk mencari sahabatku untuk curhat.Kuhampiri Adit yang sedang makan bakso.

Aku : “Hai dit…”

Adit : “Ada apa Mir?”

Aku : “Gue mau curhat…”

Adit : “Oo…boleh-boleh…curhat apa?”

Aku : “Mm…cintaku bertepuk sebelah tangan dit…”

Adit : “Sama Mutia?”

Aku : “Darimana kau tau?”

Adit : “Iqbal…hahaha!”

Aku :Ah,dia gak bisa jaga rahasia rupanya…”

Adit : “Hahaha…gak apa-apa lah Mir,kan kita sahabat…kok bisa bertepuk sebelah tangan?”

Aku : “Dia sudah punya pacar..”(sedih)

Adit : “Siapa?”

Aku : “Namanya Rudy,dia sekolah di SMA N 3 Paembang.”

Adit : “Hah?Jauh amat?”

Aku : “Dia pacaran jarak jauh.Mereka sudah pacaran 3 bulan,huft…mungkin dia bukan untukku.”

Adit : “Jangan gitu dulu,kamu tau kondisi hubungan mereka sekarang?”

Aku : “Ya,hubungan mereka semakin merenggang.”

Adit : “Nah,coba kamu dekatin dia lagi.Buat dia nyaman sama kamu.”

Aku : “Yee,gue jadi ngerebut dia dari orang lain dong?”

Adit : “Lha terus gimana lagi?”

Aku : “Mungkin gue harus nunggu dia putus sama Rudy.”

Adit : “Ya kalau putus,kalau nggak?”

Aku : “Akan kutunggu terus.”

Adit : “Sampai kapan?”

Aku : “Nggak tau..”

Adit : “Kalau begitu mendingan cari yang lain Mir..”

Aku : “Tapi gue gak bisa ngelupain dia,gue udah terlanjur cinta sama dia.”

Adit : “Ya,semoga dia pindah jadi milikmu Mir…amiin.”

Aku : “Amiin…!!”

Adit : “Ya udah masuk kelas yuk,udah bel tuh.”

Aku : “Ya udah deh.”

Aku dan Adit pun masuk kelas dan mengikuti pelajaran sampai selesai.Bel pulang pun berbunyi,semua murid pun pulang ke rumah masing-masing.Namun kulihat Mutia sedang bingung,kudekati dia…

Aku : “Hei,kok belum pulang?”

Mutia : “Gak ada yang jemput,supirnya masih sama papa di kantor.”

Aku : “Aku mau kok nganterin kamu pulang…hehehe.”

Mutia : “Beneran?”

Aku : “Iya…hehehe.”

Mutia : “Thanks ya Amir.”

Aku : “Hahaha…biasa aja,kita kan teman.”

Mutia : “Ya,hehehe….Mir,aku boleh curhat gak?”

Aku : “Boleh,curhat apa?”

Mutia : “Anu…..sebelumnya aku mau nanya….cewek yang kamu suka siapa?”

Aku : “Hmm….hehehe….mungkin ini saatnya aku tuk jujur padamu….sebenernya dari awal aku ketemu sama kamu,aku udah suka sama kamu,namun kamu udah ada yang punya.Tidak mungkin aku ngerebut kamu dari dia..”

Mutia : “Hah??mm….aku sama dia tadi udah putus kok Mir.Tadi habis kamu pergi ke kantin dia telepon aku.Katanya dia cinta sama aku,tapi aku gak bisa bohongin diriku sendiri kalo aku udah nggak cinta sama dia…jadi aku minta putus sama dia.”

Aku : “Hmm…emm…jadi…apa kamu mau jadi pacar aku?”

Mutia : “Emm…aku belum bisa mutusin sekarang Mir….”

Aku : “ Kutunggu kapanpun jawaban dari kamu ke aku…”

Mutia : “Mm….Iiah…..”(menunduk malu)

Aku : “Ya sudah,ayo kuantar kamu pulang”

Mutia : “Iya….hehehe.”

Aku : “Sipp,berangkat!”

Aku dan dia pun pulang bersama-sama.Kulihat wajahnya merah,dia malu.Aku berharap dia menerima cintaku.Tapi entahlah,mungkin aku terlalu cepat.Ya Allah,tolong berikanlah yang terbaik untukku.Aku sangat mencintainya,tolong buat dia menerima cintaku.Aku selalu berdo’a itu sambil mengantarnya pulang.Setelah sampai,kulihat rumahnya juga lumayan besar.Pantas saja dia diantar ke sekolah pakai supir,ternyata anak orang kaya.Ah,tapi aku tidak perhatikan hal itu.Bagiku orang kaya maupun miskin itu sama saja,sama-sama manusia.Tapi yang membuatnya beda adalah sifatnya yang lembut,perhatian,baik,cantik pula.Aku suka dengan sifatnya itu.Sebelum dia pulang,dia bertanya padaku.

Mutia : “O iya,Mir…mm..kamu kok bisa suka sama aku?”

Aku : “Mmm…hehehe…aku suka sifat kamu.Kamu itu baik,perhatian,lembut,cantik lagi…hahaha…itulah mengapa aku suka kamu.”

Mutia : “Owh…begitu…mm…besok kan libur….mm…kamu kesini yah.Ada yang aku mau bilang ke kamu.Jam…mmm..jam 8 deh..hehehe.”

Aku : “Oke…hehehe….aku pulang dulu ya…bye…hehehe.”

Mutia : “Bye.”

Aku pun pulang ke rumah.Sampai dirumah aku langsung tidur-tiduran.Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 6 sore.Aku capek sekali sehingga ketiduran.Lalu besoknya aku bangun jam 5 pagi.Aku pun langsung mengambil air wudhu dan shalat subuh.Tak lupa aku berdo’a agar dia membalas cintaku.Lalu aku mandi,sarapan,nonton tv sebentar lalu jam setengah 8 aku berangkat kerumahnya dengan sangat ceria dan penuh harapan.Setelah sampai aku memencet bel rumahnya.Dia pun mempersilahkanku masuk.Setelah meminum segelas the,aku pun menanyakan hala apa yang ingin dia sampaikan padaku.

Aku : “Mut,kemarin kamu mau bilang sesuatu ke aku?mau bilang apa?”

Mutia : “Mmm…iiah…mm…anu…mm…aku sayang kamu….hehehe.”

Aku : “Jadi kamu terima cintaku?”(kaget)

Mutia : “Iiah sayang….hihihi.”

Aku pun sangat senang sekali.Alhamdulillah,terima kasih ya Allah.Kau telah berikan yang terbaik untukku.Aku pun memeluknya dan dia membalas pelukanku.Dan kami pun resmi berpacaran.Semoga hubungan ini akan bertahan selamanya….Amin.

Selesai

1 komentar: